Jumat, 14 Oktober 2011

Membuat Resensi

Resensi Bahasa Indonesia
AYAT-AYAT CINTA
Judul                      :    Ayat-Ayat Cinta
Penulis                   :    Habiburrahman El Shirazy
Penerbit                  :    Republika
Tanggal terbit         :    2005
Jumlah Halaman    :    403 Halaman
Kategori                 :    Romance
ISBN                     :    9789793604022 
                 Ayat-ayat cinta adalah sebuah novel yang ditulis oleh seorang novelis muda Indonesia, Habiburrahman El-Shirazy. Ia adalah seorang sarjana lulusan Mesir dan sekarang sudah kembali ke tanah air. Sepintas lalu, novel ini seperti novel-novel Islami kebanyakan yang mencoba menebarkan dakwah melalui sebuah karya seni, namun setelah ditelaah lebih lanjut ternyata novel ini merupakan gabungan dari novel Islami, budaya dan juga novel cinta yang banyak disukai anak muda. Dengan kata lain, novel ini merupakan sarana yang tepat sebagai media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam.
                 Meskipun buku ini sudah lama terbit, tapi saya baru menyelesaikan membacanya. Buku ini memang sangat bagus isi ceritanya, isinya tidak hanya menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat sederhana tapi juga mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah, hidup hanya benar-benar untuk Allah S.W.T. "Bila kita memperjuangkan hidup kita di jalan Allah, niscaya kita akan diselamatkan oleh Allah dan doa Rasul kita Muhammad S.A.W dari mala petaka sedahsyat apapun." Buku ini tidak hanya melarutkan kita akan kata-kata indah yang terkandung di dalamnya tapi juga mengajarkan kita cara berdakwah yang baik, cara menata hidup yang rapi dan selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
                 Dengan membaca buku ini, kita yang tadinya belum mengerti akan dakwah Islam akan jadi mengerti. Buku ini juga bisa merubah kehidupan seseorang yang awal mulanya menyia-nyiakan waktu hanya untuk duniawi hijrah kedalam hidup nan indah yang tidak bisa diuntaikan satu persatu oleh kata-kata. Novel ini bercerita tentang perjalanan cinta dua anak manusia yang berbeda latar belakang dan budaya; yang satu adalah mahasiswa Indonesia yang sedang studi Universitas Al-Azhar Mesir, dan yang satunya lagi adalah mahasiswi asal Jerman bernama Aisha yang juga sedang studi di Mesir. Kisah percintaan ini berawal ketika mereka secara tak sengaja bertemu dalam sebuah peristiwa yang terjadi dalam sebuah metro (sejenis trem). Fahri digambarkan sebagai sosok pemuda sederhana penuntut ilmu. Dia sama sekali tidak pernah melewatkan talaqqi Syeikh Utsman walau suhu udara mesir yang panas menyengat dan badai debu sekalipun. Karena baginya itu merupakan suatu kewajiban karena tidak semua orang bisa belajar pada Syaikh Utsman yang sangat selektif dalam memilih murid dan dia termasuk salah seorang yang beruntung.
                 Di Mesir, Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal dari Indonesia. Ia sudah tujuh tahun hidup di Mesir. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang mempunyai dua lantai, dimana lantai dasar menjadi tempat tinggal Fahri dan empat temannya, sedangkan yang lantai atas ditempati oleh sebuah keluarga Kristen Koptik yang terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed, dan dua orang anak mereka - Maria dan Yousef. Keluarga ini sangat akrab dengan Fahri terutama Maria yang diam-diam mencintai Fahri. Selain bertetangga dengan keluarga Boutros, Fahri juga mempunyai tetangga lain berkulit hitam yang perangainya sangat kasar. Kepala keluarga ini bernama Bahadur dan ia selalu berperangai kasar kepada siapa saja bahkan dengan istrinya dan putri bungsunya Noura. Nouralah yang selalu menjadi sasaran kemarahannya. Suatu malam Bahadur menyeret Noura ke jalanan dan mencambukinya. Hal ini sudah sering terjadi, namun malam itu yang terparah. Tak ada satu orang pun yang berani menolong. Selain hari sudah larut, Bahadur juga dikenal amat kejam. Akhirnya, karena sudah tak tahan lagi melihat penderitaan Noura, Fahri pun meminta bantuan Maria melaui sms untuk menolong Noura. Jadilah malam itu Noura menginap di kamar Maria. Peristiwa pada malam ini jugalah yang akhirnya menghantarkan Fahri ke dalam penderitaan yang dalam dan juga membuatnya hampir kehilangan nyawanya.
Sedangkan Nourma, ternyata ia hamil setelah diperkosa bapak angkatnya. Dan cerita mengalir menuju klimaks ketika Nourma menuduh Fahri memperkosanya. Tapi kebenaran itu milik Allah, jawaban itu pun muncul diakhir cerita. Fahri bebas, Nourma mengakui kebohongannya adalah usaha agar Fahri mau menikah dengannya. Lalu cinta itu apa? Pertanyaan itu masih tersisa dan mungkin kita punya jawabannya sendiri. Ia adalah sebuah hal abstrak, karunia-Nya agar kita tahu arti dari kasih sayang itu, agar hidup kita bisa selalu terpenuhi dengan senyum, ketika kebahagiaan itu muncul melihat wajah saudaramu, kekasihmu atau orang tuamu. Bahkan udara ini pun bukti cinta-Nya pada kita.


RESENSI


A.      Pengertian Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Yang akan kita bahas pada buku ini adalah resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku.
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku.
1.
Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam        menyampaikan keseluruhan isi buku.
2.
  Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3.
  Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.
B.       Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
1.
ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2.
  Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a.
  judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
b.
pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
c.
penerbit;
d.
tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e.
tebal buku;
f.
harga buku (jika diperlukan).
3. Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a.
memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi    apa saja yang diperoleh;
b.
membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
c.
  memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d.
        memaparkan keunikan buku;
e.
merumuskan tema buku;
f.
mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g.
mengungkapkan kesan terhadap buku;
h.
memperkenalkan penerbit;
i.
  mengajukan pertanyaan;
j.
   membuka dialog.
4.  Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a.
sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b.
  ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c.
keunggulan buku;
d.
kelemahan buku;
e.
rumusan kerangka buku;
f.
tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g.
adanya kesalahan cetak.
5. Penutup resensi bukuMembuat judul resensi
     Penutup resensi biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa. Selain itu dapat juga berisi kelemahan buku.




C.   Komponen resensi novel
Komponen yang dapat dibahas dalam menyusun resensi novel adalah sebagai berikut.
1.    Tema
Tema apakah yang diungkap dalam novel? Apakah tema yang diungkapkan itu menarik pembaca secara umum? Apakah tema sudah sering diungkapkan dalam seri cerita lain yang dibuatnya? Apakah tema dapat diterima sebagai kebenaran yang umum?
2. Alur Cerita
Bagaimana peristiwa-peristiwa diatur dalam cerita? Apa keunikan susunan peristiwa yang digunakan pengarang? Apakah ada pembaruan susunan peristiwa dalam cerita itu?
3. Penokohan
Bagaimana pengarang memberi (menciptakan) watak atau karakter pada tokoh-tokohnya? Bagaimana sifat tokoh tersebut? Adakah keunikan dalam menciptakan watak tokoh?
4. Sudut Pandang
Sudut pandang apa yang dipakai pengarang untuk menyampaikan cerita?
Adakah keunikan sudut pandang dalam cerita?
5. Latar Cerita
Bagaimana latar cerita digunakan? Apakah latar ceritanya cocok dengan
peristiwa?
6. Nilai-nilai
Nilai-nilai apakah yang dapat diambil pembaca dari cerita? Adakah nilai-nilai baru yang dikembangkan?
7. Bahasa dan Gaya Cerita
Bagaimana bahasa yang digunakan pengarang? Apakah cerita disampaikan dengan cara humor, serius, atau sinisme?
8. Pengarang
Siapa pengarang cerita itu? Bagaimana latar belakang kehidupannya?
Bagaimana kreativitasnya?
Dalam sebuah resensi tidak semua cerita tersebut diulas oleh penulis. Biasanya penulis hanya memilih aspek yang dianggap paling menarik. Pertimbangan tentang kemenarikan itu bersifat relatif subjektif. Oleh karena itu, resensi novel itu bersifat subjektif pula.
Jika anda telah membaca novel secara keseluruhan, hal-hal yang harus dicatat untuk membuat resensi bisa mengikuti cara seperti yang telah dikemukakan di atas, atau mengikuti cara berikut.
1. Memberitahukan kepada masyarakat akan terbitnya buku baru dengan menginformasikan data-data, seperti judul novel, pengarang, penerbit, dan jumlah halaman.
2. Menginformasikan jenis novel, tema, alur cerita, penokohan, sudut pandang, latar cerita, nilai-nilai, bahasa dan gaya cerita, reputasi pengarang, dan latar belakang penerbitan.
3. Menyampaikan tujuan penulisan atau ringkasan novel.
4. Menegaskan keunggulan dan kelemahan novel, apakah bermanfaat bagi masyarakat atau tidak. Apakah novel itu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atau tidak, bernilai bagi masyarakat atau tidak, dan seterusnya.
D.   Kiat Praktis Menulis Resensi Buku
Resensi adalah tulisan yang menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah karya baik yang berupa buku maupun yang berupa karya seni. Tulisan ini biasanya dimuat di media cetak seperti koran, majalah, atau tabloid. Dilihat dari segi isinya terdapat berbagai macam resensi, antara lain resensi buku, resensi novel, resensi buku kumpulan cerpen, resensi film, resensi, patung, dan sebagainya.
Penulis resensi adalah orang yang memiliki pengetahuan tentang bidang yang diresensi dan memiliki kemampuan untuk menganalisis sebuah karya secara kritis sehingga dapat menjelaskan kelemahan dan kelebihan dari karya yang diresensi. Resensi dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang sebuah karya sehingga pembaca mengetahui apakah karya yang diresensi itu merupakan karya yang bermutu atau tidak. Resensi akan sangat bermanfaat apabila karya yang diresensi relatif masih baru. Semakin baru karya yang diresensi, semakin baik. Hal itu dimaksudkan agar pembaca segera mengetahui apakah karya itu layak untuk dinikmati atau tidak.
Sekurang-kurangnya dalam resensi terdapat hal-hal berikut ini:
1. Judul resensi
2. Identitas karya (buku) yang diresensi
3. Uraian tentang jenis karya yang diresensi
4. Uraian tentang kelebihan dan kekurangan karya yang diresensi
5. Kesimpulan yang berisi penegasan kembali mengenai layak tidaknya karya tersebut untuk dinikmati oleh pembaca.
E.    Teknik Membuat Resensi Buku
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan siapa saja yang akan membuat resensi buku asalkan
mereka mau. Diantaranya;
A.  Tahap Persiapan
1.        Memilih jenis buku. Tentu setiap orang mempunyai hobi dan minat tertentu pada sebuah buku. Pada proses pemilihan ini akan lebih baik kalau kita fokus untuk meresensi buku-buku tertentu yang menjadi minat atau sesuai dengan latarbelakang pendidikan kita. Hal ini didasarkan pada Mkenyataan bahwa seseorang tidak mungkin menguasai berbagai macam bidang sekaligus. Ini terkait dengan ´ otoritas ilmiah´. Tidak berarti membatasi atau melarang-larang orang untuk meresensi buku. Tapi, hanya soal siapa berbicara apa. Seorang guru tentu lebih paham bagaimana cara mengajar siswa dibandingkan seorang tukang sayur.
2.        Usahakan buku baru. Ini jika karya resensi akan dipublikasikan di media cetak. Buku-buku yang sudah lama tentu kecil kemungkinan akan termuat karena dinilai sudah basi dengan asumsi sudah banyak yang membacanya. Sehingga tidak mengundang rasa penasaran. Untuk buku-buku lama (yang diniatkan hanya sekedar untuk berbagi ilmu, bukan untuk mendapatkan honor) tetap bisa diresensi dan dipublikasikan misalnya lewat blog (jurnal personal).
3.        Membuat anatomi buku. Yaitu informasi awal mengenai buku yang akan diresensi. Contoh
formatnya sebagai berikut;
Judul Karya Resensi
Judul Buku :
Penulis :
Penerbit :
Harga :
Tebal :
B. Tahap Pengerjaan
1.        Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Ini yang membedakan antara pembaca biasa dan peresensi buku. Bagi pembaca biasa, membaca bisa sambil lalu dan boleh menghentikan kapan saja. Bagi seorang peresensi, mesti membaca buku sampai tuntas agar bias mendapatkan informasi buku secara menyeluruh. Begitu juga mencatat kutipan dan pemikiran  yang dirasa penting yang terdapat dalam buku tersebut.
2.        Setelah membaca, mulai menuliskan karya resensi buku yang dimaksud. Dalam karya resensi  tersebut, setidaknya mengandung beberapa hal;
Informasi(anatomi) awal buku (seperti format diatas).
Tentukan judul yang menarik dan ³provokatif´.
Membuat ulasan singkat buku. Ringkasan garis besar isi buku.
Memberikan penilaian buku. (substansi isinya maupun cover dan cetakan fisiknya)
atau membandingkan dengan buku lain. Inilah sesungguhnya fungsi utama seorang peresensi yaitu sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah buku.
Menonjolkan sisi yang beda atas buku yang diresensi dengan buku lainnya.
Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
Mengkoreksi karya resensi. Editing kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran
resensi yang telah dihasilkan. Yang terpenting tentu bukan isi buku itu apa, tapi apa sikap dan penilaian peresensi terhadap buku tersebut.
C. Tahap Publikasi
1.        Karya disesuaikan dengan ruang media yang akan kita kirimi resensi. Setiap media berbeda- beda panjang dan pendeknya. Mengikuti syarat jumlah halaman dari media yang bersangkutan adalah sebuah langkah yang aman bagi peresensi.
2.        Menyertakan cover halaman depan buku.
3.        Mengirimkan karya sesuai dengan jenis buku-buku yang resensinya telah diterbitkan sebelumnya. Peresensi perlu menengok dan memahami buku jenis apa yang sering dimuat pada sebuah media tertentu. Hal ini untuk menghindari penolakan karya kita oleh redaktur.
Demikian ulasan sekilas mengenai teknik sederhana meresensi buku. Pada intinya, persoalan meresensi buku adalah soal berbagi (ilmu). Setelah membaca buku, biasanya kita bahagia karena memperoleh wawasan baru. Dengan begitu urusan meresensi buku juga bisa berarti kita berbagi kebahagiaan dengan orang lain.